Buat banyak orang, istilah BI Checking terasa menakutkan. Padahal sebenarnya ini hanyalah laporan riwayat kredit kita, sekarang dikelola oleh SLIK OJK (Sistem Layanan Informasi Keuangan).
Bank wajib mengecek laporan ini sebelum menyetujui KPR. Mereka ingin tahu:
📌 Apakah kamu pernah menunggak cicilan motor, kredit HP, atau kartu kredit?
📌 Apakah kamu pernah gagal bayar pinjaman online atau paylater?
📌 Apakah selama ini kamu disiplin membayar tepat waktu?
Semua itu membentuk skor kolektibilitas dari 1 sampai 5:
👉 Skor 1 → kredit lancar.
👉 Skor 2 → pernah telat, tapi masih bisa diperhatikan.
👉 Skor 3-5 → makin berat, dari “kurang lancar” hingga “macet”.
Fakta penting: Banyak orang mundur hanya karena mendengar istilah BI Checking, padahal skor 2 bahkan masih punya peluang besar untuk dapat KPR jika dibantu dengan strategi yang tepat.
Ada beberapa alasan umum:
✨ Paylater & Pinjol → sering dianggap sepele, tapi telat bayar Rp 50 ribu saja bisa tercatat di SLIK.
✨ Cicilan motor/HP → molor beberapa kali karena gaji telat masuk.
✨ Kartu Kredit → hanya bayar minimum payment, akhirnya dianggap “tidak lancar”.
✨ Kurang Literasi → banyak yang bahkan tidak sadar kalau namanya sudah tercatat buruk.
Di sinilah masalahnya: rendahnya literasi finansial membuat banyak anak muda takut mencoba KPR, padahal rumah adalah kebutuhan utama.
Jawabannya: Tidak selalu.
Bank memang berhati-hati, tapi mereka juga melihat faktor lain:
👉 Penghasilan Tetap → apakah cukup menutup cicilan rumah?
👉 Status Pekerjaan → karyawan tetap, PNS, atau wiraswasta yang stabil.
👉 Keseriusan Pembeli → mau menyiapkan DP dan dokumen lengkap atau tidak.
Contoh kasus nyata (true story Dofla Land):
Seorang pembeli di Padang pernah ditolak bank A karena punya skor 3 (kurang lancar). Setelah dibantu tim Dofla Land, ia diarahkan ke bank B yang lebih fleksibel, sekaligus diminta melunasi tunggakan kecil. Hasilnya? Beberapa hari kemudian, KPR disetujui dan ia resmi akad rumah.
Ada beberapa langkah praktis:
🌟 Lunasi Tunggakan Kecil → bahkan nominal ratusan ribu tetap tercatat, jadi jangan anggap enteng.
🌟 Bayar Tepat Waktu Minimal 6 Bulan → bank suka melihat konsistensi, bukan hanya sekali bayar lunas.
🌟 Kurangi Utang Konsumtif Baru → jangan tambah cicilan motor/HP ketika lagi ajukan rumah.
🌟 Cek SLIK OJK Lebih Awal → biar tahu posisi skor sebelum mengajukan.
Pro Tips dari Dofka Land: Jangan apply ke banyak bank sekaligus kalau masih bermasalah. Lebih baik diskusikan dulu dengan tim marketing Dofla Land agar diarahkan ke bank yang paling cocok.
Inilah yang membedakan Dofla Land dengan developer lain.
Banyak calon pembeli takut ditolak, tapi di Dofla Land mereka dibimbing dari awal:
📌 Dibantu cek SLIK OJK
📌 Dipetakan ke bank partner sesuai kondisi
📌 Dikasih strategi tenor & DP biar lebih realistis
📌 Bahkan, dikasih edukasi finansial sederhana agar tidak lagi terjebak masalah yang sama.
Hasilnya? Ratusan keluarga muda yang awalnya takut gagal, akhirnya berhasil akad rumah dengan tenang.
BI Checking bermasalah bukan akhir dari segalanya
Kalau niat sudah kuat, selalu ada cara memperbaiki skor atau mencari bank partner yang lebih fleksibel.
Dofla Land percaya bahwa rumah pertama adalah langkah besar untuk anak muda di Sumbar. Itulah kenapa kami hadir bukan sekadar menjual rumah, tapi juga memberikan jalan agar akad bisa terwujud, meski ada hambatan di awal.
Jangan biarkan masa lalu keuanganmu menghalangi masa depan. Konsultasikan dengan tim Dofla Land sekarang, dan lihat bagaimana rumah impian tetap bisa jadi kenyataan.
Chat Marketing Dofla Land
Lihat galeri, video room tour, dan testimoni real di Instagram Official
Kunjungi situs resmi Dofla Land
copyright @ 2025 Dofla Land